Review Gangster Squad

 SEMIOTIK DALAM FILM GANGSTER SQUAD


Penjelasan Genre dan sinopsis singkat

Genre

 "Gangster Squad" adalah film yang tergolong dalam genre aksi, kriminal, dan drama. Cerita ini mengisahkan pertempuran antara aparat penegak hukum dan organisasi kejahatan di Los Angeles pada tahun 1940-an.

Sinopsis Singkat

 "Gangster Squad" mengikuti sekelompok detektif LAPD yang dipimpin Sersan John O'Mara, yang berusaha menghentikan gangster Mickey Cohen, bos mafia di Los Angeles. Dengan metode tidak konvensional, tim "Gangster Squad" berjuang membersihkan kota dari pengaruh jahat Cohen, menghadapi berbagai Masalah, pengkhianatan, dan kekerasan demi menegakkan keadilan dan melindungi masyarakat. 


  1. Analisis Semiotika dalam film Gangster Squad


Mise-en-scene

Dalam film Gangster Squad, terdapat beberapa semiotic yang digunakan dalam kategori mise-en-scene berupa pencahayaan dan warna, desain produksi dan latar, kostum dan properti, komposisi dan framing, dan ruang gerakan.

  • Pencahayaan dan warna

Dalam film "Gangster Squad," pencahayaan menciptakan suasana dramatis dan menegangkan dengan kontras tinggi dan pencahayaan keras. Cahaya samping atau belakang menciptakan bayangan tajam yang menambah misteri, sementara cahaya lembut pada momen intim menonjolkan emosi karakter.

Warna dalam "Gangster Squad" memainkan Palet warna gelap dan kaya, seperti merah, hitam, dan emas, mencerminkan tema kejahatan dan kemewahan era 1940-an. Warna ini memperkuat estetika visual dan menciptakan kontras antara kebaikan dan kejahatan, menekankan emosi dan konflik karakter serta menambah kedalaman narasi.





  • Desain produksi dan latar

Desain produksi film "Gangster Squad" sangat rinci, menciptakan suasana Los Angeles tahun 1940-an. Elemen seperti lokasi dan properti mendukung narasi dengan atmosfer otentik. Arsitektur art deco dan elemen vintage memberikan nuansa glamor dan gelap, mencerminkan kehidupan kota yang penuh kejahatan. Kostum karakter juga diperhatikan, mencerminkan tren mode masa itu dan menambah kedalaman karakter serta konteks sosial.

Latar film ini terletak di Los Angeles, pusat konflik antara penegak hukum dan gangster. Ikonik seperti bar dan klub malam menggambarkan kehidupan di kota yang dikuasai kejahatan terorganisir. Latar berfungsi sebagai karakter, mendukung tema perjuangan melawan kejahatan dan korupsi, serta menciptakan suasana tegang dan intrik.

  • Kostum dan Properti

Kostum dirancang untuk mencerminkan gaya tahun 1940-an, dengan pria mengenakan jas rapi dan aksesori seperti dasi dan topi fedora, menampilkan citra gangster dan penegak hukum. Wanita mengenakan gaun glamor dengan siluet menonjol dan aksesori mewah. Kostum ini membangun karakter dan memberikan konteks sosial serta budaya yang kuat, menciptakan nuansa otentik untuk cerita.

Properti dalam film ini sangat penting, dengan senjata, mobil klasik, dan barang sehari-hari yang mencerminkan era tersebut. Mobil vintage menambah keaslian dan nostalgia, sementara telepon, lampu, dan perabotan membantu menciptakan suasana yang tepat dan menguatkan tema tentang kejahatan terorganisir di Los Angeles. Kostum dan properti bekerja sama membangun dunia yang kaya, memperkuat pengalaman penonton.

  • Komposisi dan Framing

Film ini memanfaatkan garis, bentuk, dan ruang untuk menarik perhatian penonton pada karakter dan aksi. Komposisi seimbang dan simetris menciptakan ketegangan, sedangkan komposisi tidak seimbang menambah rasa ketidakpastian dan konflik.


Dalam "Gangster Squad," penggunaan framing menekankan emosi karakter dan situasi tegang. Close-up menyoroti ekspresi wajah, sedangkan wide shot memberikan konteks lingkungan. Framing yang cermat membangun narasi visual dan meningkatkan keterlibatan penonton.


  • Soundtrack dan musik

Musik yang dipilih mencerminkan nuansa era 1940-an, dengan dominasi elemen jazz dan big band, sehingga menciptakan atmosfer yang selaras dengan latar waktu dan tempat film. Komposer Steve Jablonsky menciptakan skor dramatis dan mendebarkan yang memperkuat ketegangan dalam adegan aksi dan momen emosional, serta menyoroti momen penting dalam cerita.




  • Camera Work

Pengambilan gambar menggunakan teknik seperti close-up untuk menonjolkan ekspresi wajah karakter, memungkinkan penonton merasakan emosi dan ketegangan. Wide shot memberikan konteks lebih luas tentang lingkungan dan situasi, menampilkan interaksi antara karakter dan latar belakang.

  • Lokasi syuting 

Salah satu lokasi utama adalah pusat kota Los Angeles, yang menampilkan arsitektur art deco dan elemen vintage. Penggunaan bar, klub malam, dan jalanan kota memberikan konteks tentang kehidupan sosial dan budaya pada masa itu. Beberapa adegan juga diambil di lokasi bersejarah seperti gedung tua, yang menambah keaslian dan atmosfer film. Pemilihan lokasi ini memberikan latar belakang yang kaya untuk konflik antara penegak hukum dan gangster.

  • Makeup

- Karakter pria menggunakan makeup minimalis untuk penampilan bersih dan rapi, mencerminkan citra gangster dan penegak hukum.

- Karakter wanita lebih diperhatikan dengan makeup bold dan teknik glamor khas era tersebut.

- Lipstik merah, eyeliner dramatis, dan foundation halus digunakan untuk menonjolkan fitur wajah dan memberikan kesan elegan.


  • Karakter Mickey Cohen

Dalam film "Gangster Squad," Mickey Cohen, yang diperankan oleh Sean Penn, adalah gangster kuat dan berpengaruh di Los Angeles pada 1940-an. Dia digambarkan sebagai sosok ambisius, kejam, dan manipulatif, berusaha mengendalikan dunia kejahatan di kota Tersebut. Cohen terkenal karena kekerasan dan taktik brutal dalam mempertahankan kekuasaan. Dia menggunakan intimidasi dan kekerasan untuk mencapai tujuannya, baik terhadap lawan maupun orang-orang di sekitarnya. Meskipun demikian, dia juga memiliki sisi karismatik yang memungkinkan dia menarik orang dan membangun jaringan kriminal yang luas.

  • Karakter Jerry Wooters

Karakter Jerry Wooters memiliki latar belakang kompleks, terjebak antara kewajibannya sebagai penegak hukum dan ketertarikan pada dunia kejahatan. Ia menjalin hubungan romantis dengan Grace Faraday, yang terlibat dengan Mickey Cohen, menambah dimensi emosional saat ia menghadapi konflik antara perasaan dan tanggung jawabnya. Jerry Wooters adalah sosok berani dan cerdik yang menggunakan kecerdasannya untuk merencanakan strategi melawan Cohen dan anak buahnya. Dia juga memiliki sisi humoris yang membuatnya lebih relatable dan menarik bagi penonton.

  • Karakter Grace Faraday

Sebagai wanita menarik dan karismatik, Grace memiliki daya tarik kuat namun juga menunjukkan kerentanan dan keinginan untuk melarikan diri dari kehidupan berbahaya dan penuh kekerasan. hubungannya dengan Mickey Cohen mencerminkan ketidakpastian dan risiko yang dia hadapi, karena Cohen adalah sosok yang kejam dan manipulatif. Grace juga menjalin hubungan romantis dengan Jerry Wooters, diperankan oleh Ryan Gosling. Hubungan ini menambah dimensi emosional karakternya, menghadapi konflik antara perasaannya terhadap Wooters dan kesetiaannya kepada Cohen.



Kesimpulan

Kesimpulan dari film "Gangster Squad" adalah bahwa film ini menggambarkan konflik antara penegak hukum dan kejahatan terorganisir di Los Angeles pada tahun 1940-an. Dengan menyoroti karakter Jerry Wooters dan tim "Gangster Squad," film ini menunjukkan usaha mereka untuk mengatasi kekuasaan gangster Mickey Cohen yang brutal dan ambisius.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review film Blade Runner 2049

TREATMENT AND REVIEW GUNDALA

TREATMENT AND REVIEW NEW AMERICAN CINEMA (1965-1997)